Ikut kursus kerajinan tangan, bagi ibu-ibu SPKK PKS Ciputat Timur ini mungkin menjadi hal yg biasa diikuti. Tetapi kali ini agak berbeda, karena tiba-tiba mereka harus merasakan bagaimana rasanya kehilangan indera penglihatan.
Instruktur kursus, 𝗡𝘂𝗿𝗺𝗮 𝗔𝗺𝗮𝗹𝗶𝗮 adalah seorang tuna netra. 7 tahun lalu mengalami kerusakan pada syaraf retinanya. Sejak itu ia tidak bisa merasakan lagi bagaimana indahnya alam terbuka.
Bisa Anda bayangkan bagaimana rasanya ketika tiba-tiba sekeliling kita mendadak gelap gulita. Putus asa, perasaan tak berharga, sedih, marah campur aduk berkecamuk. Tetapi, ia bisa melewati beratnya tekanan itu. Bahkan sekarang, keterbatasannya menjadi kelebihan tersendiri baginya dengan memiliki kepekaan hati yang lebih terasah.
Dengan telaten dan percaya diri, gadis cantik berwajah oval itu mengajar kerajinan membuat Tas ala Jepang tanpa jahitan. Ibu-ibu peserta kursus itu juga ditutup matanya. Inilah yg memantik drama kesedihan, karena sambil berlatih mereka jadi ikut merasakan bagaimana menjadi seorang Nurma Amalia.
Yang makin membuat terharu, saat barang kerajinan jadi, seorang ibu berujar, “bagus banget!” Gadis instruktur ini berulang-ulang bertanya, “Seperti apa bu?” Padahal bisa bagus begitu, ia sendiri yang mengajarkannya.
Nurma Amalia adalah bukti bahwa kaum disabilitas tidak berbeda dengan kita, bahkan memiliki keunggulan tersendiri dalam menjalankan kehidupannya. Keterbatasan membuat mereka lebih kuat, lebih kreatif dan lebih survive.
Wanita yang terlihat fotogenik saat difoto ini punya banyak keahlian membuat kerajinan tangan. Ia berkhidmat di Yayasan Puspa Indah yg diasuh oleh Ibu Sri Rahayu
Hari itu Yayasan Puspa Indah bermitra dengan SPKK PKS Ciputat Timur mengadakan kursus kerajinan tangan. Selain untuk melatih peserta agar memiliki keahlian yang produktif juga menjadi bukti empati SPKK PKS Ciputat Timur yang diketuai Ibu Nurjanah dalam memberikan perhatian kepada para penyandang disabilitas
Terus semangat ya mbak Nurma Amalia..! Terima kasih sudah mengajarkan kami bagaimana menjadi manusia, dan bagaimana bisa lebih bersyukur atas apa-apa yg kami jalani dalam kehidupan ini.
Terus terang, kami cemburu. Cemburu dengan semangat hidupmu. Cemburu karena meski di matamu tidak tampak cahaya, tetapi Allah, Tuhan Yg Maha Pemurah itu sendiri yang telah meletakan cahaya itu di hatimu... (Lutfi)
Terus terang, kami cemburu. Cemburu dengan semangat hidupmu. Cemburu karena meski di matamu tidak tampak cahaya, tetapi Allah, Tuhan Yg Maha Pemurah itu sendiri yang telah meletakan cahaya itu di hatimu... (Lutfi)
0 komentar:
Posting Komentar